Ciri Khas Kota Tarakan

Irraw Tengkayu



        Festival budaya Irraw Tengkayu telah diselenggarakan oleh pemerintah daerah sejak tahun 2001. Irraw Tengkayu merupakan upacara turun menurun yang dilakukan oleh masyarakat suku Tidung. Irraw Tengkayu sendiri mempunyai dua arti kata yang diambil dari bahasa Tidung. Iraw berarti perayaan atau pesta, sedangkan Tengkayu adalah pulau kecil yang dikelilingi oleh laut (Kota Tarakan)
        Secara harfiah, Irraw Tengkayu berarti sebuah pesta kelautan untuk menunjukkan rasa syukur atas makanan laut yang dipanen sepanjang tahun untuk mengharapkan panen yang lebih baik di tahun selanjutnya.
        Acara Irraw Tengkayu ini telah mendapatkan respon dari pemerintah daerah dengan ditetapkan perayaannya dilaksanakan 2 (dua) tahun sekali ini digabungkan bersamaan dengan peringatan hari jadi Kota Tarakan (Borneo) kalimantan utara. Secara nasional tradisi Iraw Tengkayu juga telah tercatat sebagai calender of event pada Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.



Padaw Tuju Dulung



        Puncak festival budaya Irraw Tengkayu ialah ritual adat Parade Padaw Tuju Dulung yaitu perahu hias yang diarak keliling kota. Pada bagian bawah perahu dipasang beberapa bilah bambu yang digunakan oleh para pemuda untuk mengangkut Padaw Tuju Dulung. Padaw Tuju Dulung mempunyai 3 cabang yang disebut dengan haluan. Haluan pada bagian tengah dibuat 3 tingkat. Sementara 2 haluan lainnya yang ada dikanan dan kiri perahu dibentuk menjadi 2 tingkat. Jika dihitung semua tingkat yang ada di masing-masing haluan, maka total ada 7. Angka 7 ini melambang jumlah hari dalam seminggu yang digunakan sebagai perlambangan perjalanan kehidupan manusia yang harinya berulang setiap seminggu sekali.
Padaw Tuju Dulung yang diangkut oleh para pemuda dicat dalam 3 warna yang berbeda, yaitu kuning, hijau dan merah. Bagian dari perahu paling atas mempunyai cat yang berwarna kuning. Dalam budaya Suku Tidung, warna kuning melambangkan kehormatan atau sesuatu yang ditinggikan. Oleh karena itulah warna kuning berada pada bagian tertinggi dari Padaw Tuju Dulung. Selain itu hanya satu tiang yang paling tinggi juga melambangkan bahwa satu penguasa tertinggi alam semesta yaitu Yang Maha Kuasa Allah SWT.
Pada bagian tengah Padaw Tuju Dulung terpasang 5 buah tiang. Jumlah tiang yang ada sebanyak 5 buah merupakan perlambangan dari shalat 5 waktu yang dilakukan oleh Umat Islam dalam seharinya. Tiang ini digunakan sebagai tempat untuk mengikat kain yang digunakan sebagai atap. Kain yang digunakan sebagai atap ini disebut dengan pari-pari. Tiang ini juga digunakan sebagai tempat untuk mengikat kain yang dihubungkan ke haluan perahu yang ada di kanan dan kiri
Pada bagian tengah perahu tepat di bawah pari-pari terdapat tempat yang mempunyai bentuk seperti rumah. Tempat ini dilengkapi dengan atap bertingkat tiga yang disebut juga dengan nama meligay. Dimana di bawah meligay terdapat pintu pada keempat sisinya. Dibawah meligay inilah diletakkan sesaji yang berisi makanan yang selanjutnya akan dilepaskan di laut. Sesaji ini dalam masyarakat Tidung disebut pakan




 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOTA TARAKAN

Visi dan Misi

Prestasi UMM